Om Google
Siapa sih dia? Kenapa orang - orang memanggilnya om? Kadang ada yang manggil mbah juga. Kata orang sih dia itu orang pintar bisa tau apapun yang dicari. Termasuk jodoh.
         Jodoh? Serius? Tapi kok kemarin aku malah diputusin yah? Sambil mikir keras. Aku coba cari lagi di Google, kenapa dia mutusin aku? Om Google jawab mungkin Kamu terlalu baik buat dia. Maksudnya terlalu baik gimana yah? Apa aku harus nyopet? mencuri motor? Mencuri mobil? Duh aku bingung jadinya.
        Brak!!! Buku - buku ku terjatuh ketika berpapasan dengan seseorang di perpus. Aku amati wajahnya sepertinya aku kenal. Dia membantu ku membereskan buku - buku itu. Aku amati wajahnya dan mencoba mengenalinya "Rio...!!!" teriak ku. Ahhhh aku tahu dia Rio teman SDku.  Rio tersenyum ke arahku, kok dia makin ganteng yah...
Maaf yah Kania....dia menundukan wajahnya. Eh tapi kok dia tahu namaku.
" kamu Rio kan?! Bener kan?! " seruku
Rio tersenyum ke arahku. Ahhhh senyumnya manis sekali. Padahal dia culun punya dulunya. Dengan ingus dan kaca mata tebalnya.
     Lagi - lagi aku tanya om Google, kenapa cowok cupu bisa berubah jadi ganteng, om Google menjawab itik buruk Rupa, dan munculah beberapa link tentang cerita itik buruk rupa dengan berbagai versi.

          Aku termangu di sudut coffees hopp. Aku memainkan ujung rambutku, masih terbayang akan Ryo? Tidak juga. Aku malah merasakan sesuatu yang aneh, ada yang kurang pada diriku. Aku bingung, apakah itu?
    Aku mengambil android ku. Ku mainkan jemariku di atas nya. Aku menekan om Google lagi. Entah kenapa seperti ada yang menuntun aku mengetik kata 'hijab',kemudian muncul beberapa foto menggunakan hijab. Aku scroll ke bawah. Terus dan terus, kenapa aku ingin memakai nya? Aku pastikan diri bahwa yang kurang itu adalah aku belum memakai hijab. Hijab adalah identitas seorang Muslim, sementara aku?
      Aku lirik arlojiku menunjukan waktu 14:30. Aku bergegas pulang setelah membayar ke kasir. Aku niatkan hari ini akan membeli beberapa hijab ke salah satu butik hijab. Aku niat hijrah? Yah, kumantapkan langkah kaki dan hati ini.
    Aku menyalakan motor ku. Aku kendaraai dan melaju ke arah butik hijab yang terkenal di kotaku.
     Akhirnya aku sampai, oops sebelum memasuki butik tersebut, tak lupa aku menanyakan lagi ke om Google hijab yang kece dan modis. Om Google menjawab hijab sejatinya menutupi kecantikan bukan ingin tampak modis. Plak! Pukulan telak untuk ku. Mungkin benar untuk apa berhijab kalo masih ingin terlihat modis?
     Aku memilih beberapa motif hijab tak lupa pakaian nya, kebetulan ayah  kirim uang yg banyak bulan ini sehingga aku bisa menggunakannya untuk membeli baju Muslim ku.
      Aku pulang! Segera ku memasuki kamar setelah mencium punggung tangan ibuku.
"Dari mana saja Kamu? "pulang sore gini" Tanya ibu.
"Aku habis belanja sesuatu bu, ibu pasti terkejut melihat perubahanku besok "jawab ku sambil menyimpan plastik belanjaanku ke dalam lemari. Ibu hanya mengangguk dan kembali ke kamarnya. Aku buka lemari lagi setelah kulihat ibu memasuki kamarnya. Aku mendapati rok mini, t shirt ketat, tanktop yang akan segera ku museum kan. Aku akan menggantinya dengan gamis, rok panjang, hijab dan perlengkapan hijrah lainnya.
     Hari ini hari pertama aku menggunakan hijab ke sekolah. Aku mematut diri di kamar. Aku berulang kali lihat cermin. Ada perasaan aneh, entah apa itu...
"kania sarapan dulu "teriak ibu dari ruang tengah.
" iya bu" jawab ku sambil bergegas menuju meja makan. Aku dapati ibu, ayah dan Kevin adikku sedang sarapan. Aku menggeser kursi makanku
"masya Allah anak ibu, cantiknya " ibu terkejut dengan penampilanku disusul ayah kemudian Kevin
" ayah bangga sama Kamu kania "
" ciee yang habis diputusin, langsung hijrah "ledek Kevin.
"  ishh apaan sih... "sahutku sambil mengerlingkan mata.
Aku mengambil roti tawar dengan selai strawberry dan segelas susu. Aku menikmati sarapan itu.
"  ayo semuanya, kalo udah selesai kita berangkat " ujar ayah
   Di sekolah,   "Kania?! Ini Kamu?!, teriak Melly histeris. Melly tidak menyangka perubahan pada penampilanku, dia memandangi setiap inchi tubuhku seolah tidak percaya.
    " apa kabar rok mini dan catokan? "timpal yang lain. Aku memang terkenal modis dan senang memakai pakaian kurang bahan. Alhamdulillah Allah memberikan kesempatan untuk ku. Allah memberikan hidayah Nya.

[Selamat yah Kania, semoga selalu istiqomah], pesan dari Ryo masuk ke HPku. Aku tersenyum sambil celingak - celinguk mencari sang pemberi pesan. Aku tidak mendapati Ryo di sekitarku, tapi kok dia bisa tahu aku sudah hijrah?!.
   Yaa Allah aku bangga menjadi seorang muslimah, aku mantapkan diri menjadi pribadi yang lebih baik. Sujud syukur atas hidayah ini. Makasih juga untuk om Google, aku mempelajari islam dengan mudah.
     "neng Kania, ini ada coklat dari seseorang" mang Parman penjaga sekolah memberikan sebatang coklat mede berpita padaku. Mataku terbelalak "dari siapa mang?"
"Ryo "jawabnya singkat. Aku menerima coklat tersebut hanya untuk menghargai pemberian mang Parman. Aku ingin menjaga hatiku. Aku tidak mau dikotori dengan cinta yang belum waktunya. Aku tidak memakan coklat itu walau semua tahu, aku pecinta coklat. Aku tidak ingin terbuai oleh manisnya cinta sesaat. Sungguh hati ini milik Allah dan Rasulullah tak ingin aku mengotorinya. ***tamat ***
 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nek! Kalau Nanti Aku Sembuh, Aku Berangkatkan Nenek Naik Haji

Panggil aku dinar 2

Dibalik Nama Dinar