Aku Sudah Tidak Perawan kejadian malam itu bencana besar untuk diriku. Sepulang kuliah hujan rintik - rintik, Doni menjemputku dengan mobil nya. Sebelumnya memang ku kontak dia karena hujan. [jemput aku yah, hujan di kampus] [baik cinta, meluncur] Mobil Doni sudah di parkir di halaman kampus. Aku berlari menemuinya. Doni membukakan pintu untuk ku. Tak berapa lama aku sudah berada dalam mobil, "yuk pak jalan... Anterin aku ke jalan mawar yah" ujarku berkelakar. "siap cantik" jawab Doni bersemangat. Di tengah jalan hujan semakin deras "dingin banget yah" ucapku lirih, "matikan aja ACnya, sini biar ku bantu" tangan Doni meraih tombol AC di dashboard depanku. Aku membalikan wajah ke kanan bermaksud untuk memberikan ruang pada tangan Doni meraih tombol AC itu. Tanpa sadar Wajahku menyentuh wajah Doni yang sangat dekat, saking dekat nya Doni mencium bibirku, dia melumat bibirku lembut. Aku terbuai... Tanpa sadar bajuku satu per satu di lepas nya. Tak berapa lama Doni memarkirkan mobil nya di pinggir jalan. Aku dibawa ke belakang mobil, di belakang mobil dia merenggut keperawananku. Aku terisak menangis dan menyesali semuanya. "tenang saja, jangan takut. Aku akan bertanggung jawab atas semua ini.". Doni meyakinkanku. Aku masih menangis. Apa yang akan terjadi dengan masa depanku? Bagaimana jika Doni meninggalkanku? Apa yang harus aku ceritakan pada orang tuaku?
Nek! Kalau Nanti Aku Sembuh, Aku Berangkatkan Nenek Naik Haji
Aku baru tahu toksoplasma itu penyakit yang berbahaya, apalagi ini sudah menyerang otak. Aku menjadi menderita karenanya. Aktivitasku menjadi sangat terbatas. Tanganku yang berfungsi normal hanya sebelah kanan. Alhamdulillah aku masih bisa ngetik. Kata dokter, gangguan otak yang disebabkan oleh virus toksoplasma menyerang otak kanan, hingga anggota gerak sebelah kiri tidak berfungsi. Aku tidak tahu aku bisa normal lagi atau tidaK?Aku kesulitan berbicara karenanya, sehingga aku menjadi tidak bisa bekerja seperti biasanya. Padahal aku adalah tulang punggung keluarga. Sejak aku sakit, nenek bekerja sebagai pemulung. Sedih aku melihatnya...di usia yang sudah senja itu harusnya nenek beristirahat di rumah. Sebagai cucu, aku merasa tidak berguna. Berbagai macam obat-obatan herbal dan obat dokter telah ku minum, tetapi tidak ada hasil. Tiap pagi nenek berangkat sambil membawa karung untuk wadah Aqua bekas. Aku hanya bisa menangis dan membiarkan nenek pergi begitu saja, karena...
Komentar
Posting Komentar