Aku sudah tidak Perawan

"mas maafin aku... "aku terisak di malam pertama itu. Mas Ryo ke bingungan." kenapa Kamu menangis istriku? "
Aku tidak bisa berkata - kata apa - apa.
      Malam ini harus nya hari bahagia buatku, tetapi mas Ryo tidak menyentuhku sama sekali. Bahkan kita tidur pun pisah tempat.
      " mas kenapa tidak menyentuhku? "tanyaku di pagi harinya.  Seperti biasa dengan bijaknya Mas Ryo menjawab" De, Kamu istriku. Kamu bukan pelacur. Aku tau Kamu menikah dengan ku bukan karena atas dasar cinta. Itu sebabnya aku tidak menyentuhmu. Kamu tau de, hanya pelacur yang melayani tanpa cinta. Tidak jarang mereka menangis di tengah pekerjaan nya. Mereka pun tidak ingin seperti itu.
          Degg!!! Jawaban Mas Ryo menghujam jantung ku. Aku menangis, bersimpuh dan berlutut di hadapannya.
" Aku minta maaf mas... ". Aku terisak


" Aku minta maaf mas... ". Aku terisak sambil bersimpuh di hadapan mas Ryo.
" minta maaf untuk apa de? Bangun lah! Jangan bersimpuh seperti itu, " mas Ryo mencoba mengajaku berdiri .
A-aku sudah tidak Perawan", air mataku perlahan meleleh. Aku siap dengan segala resiko yang akan aku terima, termasuk jika... Jika.. Mas Ryo menceraikanku
"Kamu bicara apa toh De?! Aku menerima Kamu apa adanya. Yang terpenting bukan masa lalu Kamu,tapi masa depan kita. "
Aku sedikit lega dengan jawaban mas Ryo.
       Mas Ryo suami yang baik, kerap aku bangun kesiangan, di meja telah tersedia nasi goreng lengkap dengan lauk pauknya. Mas Ryo memasak sendiri.
      Setahun, dua tahun kami menikah. Kami lalui dengan kebahagiaan. Kami belum juga dikaruniai momongan,hingga suatu hari aku menemui hal yang berbeda pada suamiku. Dia tak sebaik dulu menurutku. Dia tidak perhatian lagi. Dia sering pulang malam dalam keadaan mabuk.
"Astaghfirullah kenapa jadi begini mas?, "aku terkejut ketika ku dapati mas Ryo pingsan di depan pintu dalam keadaan mabuk, tidak pernah ku dapati lagi mas Ryo masak bahkan sekarang marah - marah jika aku telat bangun.
" mana makanannya?! Harus nya Kamu bangun lebih pagi! Layani suami dengan baik. Masih untung Kamu, aku nikahi ". Teriak mas Ryo suatu hari yang aku aneh. 

   Dimana mas Ryo yang baik hati seperti dulu? Dimana mas Ryo yang romantis? Aku tidak tahan dibentak terus seperti ini. Rumah ini bagai di neraka. Apakah mas Ryo menyesal menikah dengan ku? Seandainya menyesal, kenapa dulu mas Ryo mau menerima keadaan ku?
      Aku harus temui ibu mertuaku. Aku menemui kedua orang tua suamiku.
"Ma, mas Ryo sudah berubah sekarang. Dia sering kasar padaku ", ujarku sambil terisak.
" sabar yo cah ayu, namanya juga rumah tangga. Pasti ada selisihnya, "ucap mama mertua menenangkanku. Tiba - tiba handphoneku berbunyi, sebuah notifikasi pesan di WhatsApp dari mas Ryo.
[Kamu dimana? Aku sudah pulang ke rumah]
[aku di rumah orang tua mu mas]
[lagi apa di sana? Cepat pulang!]
Segera aku pamit pada ibu mertua. Hujan. Aku panggil taksi. Hujan ini besar sekali. Petir dan kilat saling bersahutan.
      Akhirnya aku sampai depan rumahku. Mas Ryo sudah menunggu di teras rumah. Hujan masih mengguyur, aku berlari memasuki rumah. Bajuku basah semua.
" Darimana saja kamu?!, "hardik mas Ryo.
" sebentar mas, aku ganti baju dulu. Aku kebasahan "ujarku mengelak . Segera ku memasuki kamarku dan mengganti pakaian dengan yang kering. Aku masuk ke dapur. Aku buatkan kopi untuk mas Ryo.
"  Aku dari rumah mama "ujarku sambil meletakan secangkir kopi di meja.
" mau ngapain Kamu kesana? Kamu ngadu?, "ujar nya penuh selidik." denger yah Amira, Kamu itu sudah ga perawan. Masih untung aku nikahin... Aku ga yakin kamu berzinah dengan satu orang. Kamu bisa saja zinah dengan banyak lelaki "sambungnya lagi.
"Astaghfirullah mas. Kenapa
 jadi begini? Kenapa jadi ga percaya sama aku?"

"ga tau kenapa yah, jadi ngerasa ga yakin aja. " jawab mas Ryo

Aku gigit bibirku, ku remas dasterku. Yaa Rabb aku menyesal dengan dosa itu. Seandainya saja...
Aku jaga kehormatan ku, mungkin aku tidak akan dilecehkan seperti ini. Ah seandainya waktu bisa diulang lagi
***tamat ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nek! Kalau Nanti Aku Sembuh, Aku Berangkatkan Nenek Naik Haji

Panggil aku dinar 2

Dibalik Nama Dinar