Sepenggal kisah Sang Penulis Amatiran 

Berawal dari sakit yang tak kunjung sembuh. ' Sang Penulis'  sebut saja aku mulai mencoba menulis. Apalagi motivasinya kalau bukan uang? Aku mencoba menulis untuk mendapatkan uang. 

Menjadi penulis ternyata tidak mudah. Beberapa kali aku ditolak oleh jasa perusahaan menulis. Aku juga bergabung dengan komunitas menulis lainnya untuk mendapatkan saran dan kritikan yang membangun. Dari sini, aku dihujat dan dihujani kritikan terkait EYD dan kaidah PUEBI. 

Aku tidak gampang menyerah, dengan motivasi uang untuk berobat. Aku mengasah keahlian menulis ku. Kritikan yang aku dapat dijadikan pembelajaran untuk menulis yang lebih baik lagi. Aku bersemangat untuk terus bangkit memperbaiki cara penulisan, karena berfikir dengan kondisi sakit seperti ini tentunya tidak mudah untuk melamar pekerjaan lainnya. 

Walaupun termotivasi untuk mencari uang untuk berobat,  menulis merupakan hobby dari sejak kecil. Aku selalu berfikir positif dengan rencana Allah. Mungkin ini rencana Allah yang terbaik untuk ku. 

Aku adalah seorang dosen di perguruan tinggi swasta di kota c, juga karyawan di perusahaan leasing sebagai customer service Sejak sakit,  fisik ku berubah drastis dan menderita cacat fisik. Perusahaan mana yang akan menerima karyawan dengan keadaan cacat? 

Aku tidak kenal menyerah, aku terus mengasah kemampuan menulisku,  karena aku berfikir tidak bisa bekerja lagi baik sebagai dosen maupun sebagai karyawati. 

Aku mencoba melamar ke berbagai perusahaan jasa menulis, untuk jadi penulis lepas. Aku berharap menjadi penulis merupakan satu cara aku untuk mengembangkan kemampuan, selain motivasi untuk mendapatkan uang untuk berobat. Aku  berfikir menjadi penulis artikel lepas merupakan salah satu solusi dan jawaban atas kondisi fisik ku yang tidak sempurna lagi.

Menulis pun tak bisa menggunakan komputer atau laptop. Aku menulis menggunakan hp, karena tangan hanya berfungsi sebelah. Aku tidak menyerah dan selalu berfikir positif akan rencana Tuhan. Tuhan selalu memberikan ujian pada hambanya untuk mengetahui sejauh mana rasa cintanya. Atau mungkin Tuhan juga bermaksud menuntun ku ke arah pekerjaan yang lebih baik untukku, walaupun dengan cara yang tidak aku sukai. Tuhan mengetahui, tapi kamu tidak mengetahuinya. 

Terkadang jalan Tuhan tidak bisa masuk dengan logika manusia. Tuhan selalu menggiring yang terbaik walaupun rasanya sulit. Atau mungkin cara Tuhan menjawab doa - doa kita dengan cara yang berbeda. 

Menjadi seorang penulis pun ternyata tidak mudah. Dengan segala keterbatasan fisik, aku mencoba menghasilkan karya tulis yang berkualitas. Aku menulis sambil sesekali memegang tangan kiri karena terus bergerak sendiri. Sehingga tulisan yang dihasilkan pun menjadi lama selesainya. 

Sudah beberapa perusahaan jasa penulis yang menolak, hingga akhirnya aku dipertemukan dengan seorang teman yang melamar pada perusahaan yang sama. Aku belajar banyak dari beliau dengan teknik penulisan yang baik. Dengan sabarnya sang teman membimbing dan mengajarkan teknik penulisan yang baik. 

Berbekal ilmu tersebut, aku mencoba melamar ke perusahaan jasa penulis lagi. Dan akhirnya, aku diterima. Aku berfikir, ini satu - satunya cara agar aku bisa kembali bekerja tanpa harus datang ke tempat kerja, mengingat kondisi fisik ku yang tidak memungkinkan. 

Tulisan ini dibuat bukan untuk mendramatisir keadaan, atau mengiba. Tulisan ini dimaksudkan untuk memotivasi bahwa rencana Tuhan selalu tidak difahami namun selalu indah pada waktunya. Bagi mereka yang sedang menghadapi ujian yang cukup berat. Diharapkan tulisan ini bisa jadi motivasi untuk menghidupkan kembali semangat yang mulai pudar. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nek! Kalau Nanti Aku Sembuh, Aku Berangkatkan Nenek Naik Haji

Panggil aku dinar 2

Dibalik Nama Dinar